Terkait Utang-piutang, Gus Yusuf Ingatkan Jangan Marah saat Ditagih

Jakarta, NU Online
Dalam keseharian, manusia tidak terlepas dari upaya memenuhi kebutuhan hidup dengan berbagai cara. Umumnya, agar kebutuhan diri dan juga keluarga bisa terpenuhi, seseorang bekerja keras sesuai dengan profesinya masing-masing. Namun tak jarang, orang memenuhinya dengan cara berutang.

Terkait dengan memenuhi kebutuhan hidup dengan berutang, Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori mengingatkan umat Islam dengan sebuah hadits Nabi: Khairukum ahsanukum qada’an yang artinya Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunasi utang.

Ia pun mengungkapkan fakta yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari di mana seseorang tidak tepat waktu dalam membayar utang. Terkadang yang mengherankan lanjutnya, seseorang malah marah ketika yang memberi utang datang untuk menagih.

“Tidak usah nunggu ditagih, kadang ditagih malah marah. Aneh, utang kok ditagih marah. Di WA, malah WA-nya diblokir,” ungkapnya dalam sebuah video yang ia unggah dalam akun media sosialnya, Kamis (14/1/2023).

“Utang-utang sendiri, ditagih kok marah. Jangan nunggu ditagih,” imbuh kiai muda yang karib disapa Gus Yusuf ini.

Gus Yusuf pun mengajak umat Islam untuk meneladani Nabi Muhammad dalam urusan utang. Menurutnya Nabi selalu tepat waktu dalam membayar utang. Malah Nabi mengembalikan utang sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan. Dan inilah yang disebut sebagai yang paling baik dalam membayar utang.

“Sebelum ditagih, kurang satu minggu, pulangkan,” tegasnya. 

Dalam upaya melunasi utang, Gus Yusuf juga mengingatkan kepada umat Islam untuk senantiasa melakukan ikhtiar dan juga tawakal dalam bentuk usaha dan doa. “Semoga kita selalu diberi rezeki yang cukup dan berkah, diberi kemudahan dalam melunasi utang. Amin,” pungkasnya.

Balasan bagi yang lalai membayar utang

Dalam artikel NU Online: Balasan bagi Orang yang Melalaikan Pembayaran Utang  disebutkan beratnya dosa orang yang melalaikan utang, sampai-sampai ia terbunuh dalam keadaan syahid sekalipun, maka dosa utang tetap tidak terampuni.  Pada saat kematiannya, orang yang berutang pun tidak mendapat rida Allah swt. 

Rasulullah juga menegaskan bahwa siapa saja yang berutang namun tidak ada niat untuk melunasinya, kemudian ia meninggal maka pada hari Kiamat, Allah akan diambil kebaikan-kebaikannya lalu diberikan kepada orang yang mengutangi. Setelah kebaikan yang berutang tidak ada, maka keburukan-keburukan orang yang mengutangi dilimpahkan kepada orang yang berutang. 

Cukup berat ancaman bagi orang yang melalaikan utang, baik di dunia, pada saat kematian, pada saat di alam kubur, maupun di akhirat. Agar tidak termasuk orang yang melalaikan utang, maka di saat memiliki utang dan belum memiliki uang untuk membayarnya, maka tunjukkan itikad baik dan niatan untuk membayarnya, seperti menemui si pemberi pinjaman, menyampaikan permohonan maaf, dan berusaha untuk mengangsurnya jika sudah ada.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan

Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/nasional/terkait-utang-piutang-gus-yusuf-ingatkan-jangan-marah-saat-ditagih-EfG9B

Author: Zant