Sumenep, NU Online Jatim
Pasca melakukan penyelamatan dan pelestarian turots ulama Nusantara tahap pertama pada tahun 2022 lalu, Nahdlatut Turots (NT) melanjutkan misi di tahun 2023 dengan melaksanakan kegiatan digitalisasi dan katalogisasi manuskrip tahap II yang digelar di Kabupaten Jember, Selasa-Rabu (15-16/08/2023).
Adapun objek kegiatan ini adalah manuskrip karya Pendiri Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep Madura, yakni Kiai Muhammad Syarqawi Al-Kudusi dan manuskrip karya muridnya, KH Abdus Syarif. Manuskrip tersebut kini menjadi koleksi Kiai Ali Wafi, cicit KH Abdus Syarif (santri Kiai Syarqawi) asal Dawuhanmangli, Sukowono, Jember.
Giat ini diinisiasi pasca tim dari Nahdlatut Turots mendapat informasi dan restu dari Kiai Muhammad Al-Faiz, putra Kiai Sa’di Amir Ilyas (cicit K Syarqawi) yang berdomisili di Jember. Pada pertengahan Juli lalu Kiai Al-Faiz mendapat kabar dari Kiai Ali Wafi bahwa di kediamannya terdapat manuskrip karya Kiai Muhammad Syarqawi dan beberapa arsip surat Kiai Ilyas Syarqawi. Hal itu kemudian ditindak lanjuti hingga dilakukan digitalisasi dan katalogisasi.
“Harapan saya naskah-naskah tersebut bisa ditahqiq dan diterbitkan untuk dipelajari oleh para santri,” ujar Kiai Al-Faiz dalam keterangan tertulis diterima NU Online Jatim, Kamis (17/08/2023).
Lebih lanjut, untuk jangka panjang Kiai Al-Faiz berharap Pesantren Annuqayah memiliki tim lajnah sendiri. Karena setiap generasi pengasuh produktif menerbitkan karya, terutama generasi ketiga dari Kiai Syarqawi.
“Namun selama ini tidak ada yang mengurusi. Bahkan yang mengurusi arsip pun tidak jalan. Seandainya ada yang mengurus lalu dikumpulkan, karya masyaikh Annuqayah lintas generasi sangat banyak,” ungkapnya.
Sementara itu, Kiai Ali Wafi selaku pemilik naskah, menuturkan bahwa sebenarnya ada banyak manuskrip lain yang tersimpan di kediamannya, namun banyak yang sudah lapuk dimakan usia. Sebagian naskah itu ketika dibuka dan dipegang langsung hancur.
“Saya merasa sangat senang dengan upaya yang dilakukan tim dari Nahdlatut Turots dalam mendigitalisasi dan mengkatalogisasi manuskrip tersebut,” tuturnya.
Sebagai informasi, tercatat sebanyak 50 manuskrip telah dialihmediakan menjadi naskah digital dan berhasil dikatalogisasi. Bidang ilmu dalam manuskrip tersebut meliputi berbagai bidang, di antaranya akidah, fikih, tasawuf, dan balaghah.
Di antara 50 manuskrip di atas terdapat 4 manuskrip karya Kiai Muhammad Syarqawi, yakni Futuh fi Bayan al-Iman wa al-Islam, Asas al-Islam wa al-Iman, Doa Rasol Jailani, dan Doa Sapu Jagat. Selain itu, terdapat arsip murasalah (surat-menyurat) dari Kiai Ilyas Syarqawi, putra dari Kiai Muhammad Syarqawi dengan Kiai Nawawi, putra dari Kiai Abdus Syarif.
Menariknya lagi, ditemukan manuskrip berisi syai-syair tentang NU berbasa Madura pegon dan kartu nama berlogo NU dengan aksara latin.
Diketahui, turut hadir pada kegiatan tersebut beberapa Kiai Muda dari keturunan Kiai Muhammad Syarqawi, termasuk Kiai Muhammad Al-Faiz yang sejak awal mendampingi tim dalam melakukan pelestarian naskah.