Jikalau seseorang hendak memasuki masjid diperintahkan untuk mengenakan pakaian yang baik dan rapi mengandung makna bahwa seseorang harus menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, maka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat adalah sebuah keniscayaan.
Tidaklah seharusnya seseorang mementingkan dunianya tapi abai akan akhirat, makanya orang diperintahkan beramal shaleh. Begitu juga sebaliknya, tidak seharusnya seseorang sibuk dengan akhiratnya lalu abai urusan dunia, makanya tidak ada larangan bagi seseorang untuk meraih kebahagiaan dunia.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashas Ayat 77:
وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ
Artinya:
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qashas : 77)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/tidak-seharusnya-sibuk-salah-satunya-zgt5n