UINSA Surabaya, Filosofi Twin-Towers dan Integrasi Nalar Islami dengan Keilmuan Masa Kini

Surabaya, NU Online
Jika melintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Jawa Timur, tepatnya di depan Mapolda Surabaya, akan tampak gedung megah berupa bangunan model menara kembar yang akrab disebut twin-towers. Ya, itulah bangunan yang menjadi ikon unik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Tidak hanya unik, twin towers ini juga mengandung filosofi mendalam sehubungan dengan visi-misi UINSA yang berupaya menjelma sebagai salah satu perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Kota Surabaya yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan paradigma keilmuan model menara kembar tersambung (integrated twin-towers). Dalam artian, UINSA ingin membangun paradigma islamisasi nalar dan mengkolaborasikannya dengan keilmuan lain, sehingga saling melengkapi antara ilmu-ilmu keislaman, sosial-humaniora, serta sains dan teknologi. Tentu saja, paradigma ini yang diperlukan untuk mahasiswa di era perkembangan teknologi informasi dan digital seperti saat ini. 

 

Diharapkan, mahasiswa yang menuntut ilmu di UINSA tidak hanya menjadi pakar keagamaan tapi juga ahli di bidang-bidang keilmuan umum. Hal ini tampak dari fakultas-fakultas pada jenjang Strata 1 mulai Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Psikologi dan Kesehatan.  

Selanjutnya, pada jenjang Pascasarjana terdapat program baik Magister maupun Doktoral mulai program Doktor Studi Islam, Doktor Ekonomi Syariah, Doktor Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Doktor Pendidikan Agama Islam. Kemudian untuk Program Strata 2 tersedia jurusan Magister Studi Islam, Magister Ekonomi Syariah, Magister Aqidah dan Filsafat Islam, Magister Hukum Tata Negara, Magister Ilmu Hadits, Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Magister Pendidikan Agama Islam, Magister Pendidikan Bahasa Arab dan Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 

 

Sesuai dengan namanya, Sunan Ampel yang diambil dari nama salah seorang Walisongo, tokoh penyebar Islam di Surabaya, UINSA mengadopsi bagaimana trik berdakwah Sunan Ampel pada masanya. Konon, Sunan Ampel yang bernama asli Ahmad Rahmatillah ini, menggunakan pendekatan kultur budaya untuk berdakwah. Hal ini dilakukan dengan cara beradaptasi dengan kondisi masyarakat, menyerap budaya yang ada, dan menempuh cara yang berangsur-angsur. Semangat ini pula yang digaungkan oleh UINSA sehingga mensinergitaskan antara ilmu agama dan ilmu umum sesuai perkembangan yang ada di era saat ini. 

 

Bisa dilihat dari segi perkembangannya, secara historis, UINSA yang awalnya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ini telah menempuh perjalanan panjang berliku untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan paradigma keilmuan model menara kembar tersambung (integrated twin-towers) seperti saat ini. 

 

Tepatnya tahun 1961, saat itu para tokoh pendiri IAIN memfokuskan untuk membuat lembaga pendidikan tinggi yang memang khusus ilmu agama Islam. Dengan turunnya SK Menteri Agama Nomor 17 Tahun 1961 resmi terbentuklah Panitia Pendirian IAIN Cabang Surabaya yang memutuskan mendirikan IAIN dengan fakultas yang tidak terpusat di satu kota dan kala itu masih menginduk IAIN Yogyakarta (sekarang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). 

Seiring berjalannya waktu, ada wacana peralihan dari IAIN ke UINSA dengan semangat untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun tetap tidak menghilangkan ciri khas keislamannya. Peralihan kelembagaan IAIN menjadi UIN ini sempat menimbulkan pro dan kontra karena dikhawatikanr jika berubah menjadi UIN akan meminggirkan ilmu-ilmu agama Islam dan khawatir fakultas ilmu agama menjadi tenggelam dan lebih dididominasi oleh fakultas lain. Kekhawatiran ini tidak menyurutkan pemangku kebijakan dalam memperjuangannya. Pada akhirnya di tanggal 1 Oktober 2013 melalui Perpres No. 65 tahun 2013, status kelembagaan IAIN Sunan Ampel telah resmi berubah menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya atau disingkat dengan sebutan UINSA Surabaya.

Meski berubah nama dan status dari institut ke universitas, UINSA tetap mempertahankan jati diri IAIN Sunan Ampel sebagaimana awal didirikannya. Untuk mempertahankan jati diri ini, civitas akademika UINSA diisi dan didominasi oleh guru besar dan doktor-doktor muda yang memiliki konsentrasi besar terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki variasi keahlian, tetapi tetap berada dalam koridor Islam yang seharusnya.

 

Salah satu dosen muda yang saat ini menjadi tenaga pengajar di UINSA Surabaya adalah Lia Hilyatul Masrifah, perempuan yang diberi amanah menjadi pengajar jurusan Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF). Menurutnya, banyak gebrakan baru yang dilakukan Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof Akh Muzakki, M.Ag., Grad, sejak menjabat pada Juni 2022 lalu. Tidak hanya dari segi pengembangan kualitas dosen, tetapi juga bagaimana meningkatkan akses mahasiswa dalam mencari pengalaman di luar bangku kuliah.

 

“Rektor sekarang sangat mengerti media, jadi kami ditugaskan untuk membuat 1 day 1 information. Efeknya adalah setiap civitas akademika produktif dalam mengembangkan dan memberikan informasi terkait kampus,” ujarnya.

 

Ditambahkan Lia, selain program tersebut, untuk pengembangan mahasiswa, pihak kampus terus berupaya menjalin kerja sama untuk kegiatan pertukaran mahasiswa ke luar negeri. “Karena banyak kerja sama dengan universitas di luar negeri, jadi setiap semester selalu ada mahasiswa yang dikirim ke luar negeri, paling dekat ke Malaysia dan Singapura,” papar perempuan yang juga aktif sebagai presenter televisi ini. 

 

Sebagai penunjang pembelajaran, pihak UINSA juga terus meningkatkan sarana dan prasarana yang ada dengan optimalisasi setiap peluang seperti pengembangan ekonomi kemandirian kampus. 

 

Tidak hanya unggul dari segi keilmuan, trik pengembangan SDM, dan juga sarana pra sarana, UINSA Surabaya juga menawarkan suasana yang nyaman untuk belajar serta kemudahan untuk mengakses apa yang diperlukan dalam menuntut ilmu. Misalnya saja, untuk referensi tugas, mahasiswa bisa mencarinya di perpustakaan yang tersentral dengan koleksi yang lengkap baik ilmu agama maupun ilmu umum. Bahkan banyak koleksi kitab-kitab klasik yang bisa ditemukan di perpustakaan yang ada di kampus. Begitu juga referensi buku-buku umum. Mahasiswa tidak perlu bingung jika hanya soal referensi untuk tugas mereka. 

 

Sementara itu, secara lingkungan, mahasiswa bisa dengan mudah mendapatkan akses baik untuk kebutuhan mengerjakan tugas kuliah maupun menjalani kehidupan sehari-hari. Secara lokasi, kampus UINSA dikelilingi tempat fotokopi yang bisa ditemui di sepanjang Jalan Wonocolo, yang akrab disapa ‘Gang Lebar’ oleh para mahasiswa. Di Gang Lebar juga banyak sekali rumah indekos maupun berbagai kuliner yang tentu saja sangat diperlukan untuk hidup dengan status mahasiswa. 

 

Di UINSA juga ada hal yang tidak terlalu berhubungan dengan akademik, tapi membawa kesan mendalam bagi mahasiswa yakni keberadaan ‘Gang Dosen’. Gang ini yang pasti banyak dikenal mahasiswa UINSA sepanjang masa karena  merupakan jalur ‘tikus’ bagi mahasiswa yang ingin masuk kampus tanpa harus lewat gerbang utama. Gang fenomenal yang memudahkan para mahasiswa untuk lebih mudah mencari tempat fotokopi atau kuliner yang memang berada di Gang Lebar. Gang Dosen memang jalur penghubung ke Gang Lebar. Maka wajar saja, gang sempit ini bisa bikin resah mahasiswa melebihi resahnya putus dengan mantan kalau  ditutup, karena harus menghabiskan waktu lebih panjang untuk masuk kampus.

 

Agar dapat mencapai gang-gang fenomenal baik Gang Dosen maupun Gang Lebar di lingkungan UINSA, bagi mereka yang berasal dari luar Surabaya tidaklah sulit. Sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia, UINSA terletak di pusat Kota Surabaya. Lokasi kampus yang tergolong strategis membuat UIN Sunan Ampel menawarkan sistem belajar yang berkualitas, dan insyaallah berkah dengan jalur transportasi yang serba mudah. Mahasiswa dari luar kota bisa menuju UINSA dengan jalur transportasi yang tidak perlu transit-transit baik dari Terminal Bungurasih maupun Terminal Osowilangun. Cukup duduk di bus, tidur lelap hingga langsung tiba di kampus tercinta.

​
Ohya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya beralamat lengkap di Jl Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kode Pos 60237. Ingin tahu lebih detail tentang UINSA Surabaya terlebih bagi Anda yang ingin kuliah di UINSA, dapat menghubungi nomor (031) 8410298, atau melalui email pmb@uinsby.ac.id. Calon mahasiswa juga dapat mengulik informasinya melalui pmb.uinsby.ac.id.

Penulis: Nidhomatun MR
Editor: Kendi Setiawan

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/nasional/uinsa-surabaya-filosofi-twin-towers-dan-integrasi-nalar-islami-dengan-keilmuan-masa-kini-Ic1Mq

Author: Zant