Pekalongan, NU Online Jateng
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengatakan, secara jumlah anggota warga NU dibanding dengan warga Muhammadiyah memang lebih besar.
“Makanya mudah diajak kumpul-kumpul untuk kegiatan organisasi maupun kegiatan keagamaan yang menjadi tradisi di lingkungan NU,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Kiai Zulfa pada acara Halaqah 1 Abad NU dan Pra-Konfercab NU Kota Pekalongan dengan tema ‘Roadmap NU menuju Abad kedua’ yang dihelat di Gedung Aswaja, Jalan Sriwijaya 2, Rabu (21/12/2022).
Dikatakan, meski secara jumlah warga NU lebih banyak, akan tetapi susah baris artinya diajak untuk rapi berorganisasi. Beda dengan Muhammadiyah mudah baris (tertib organisasi, red) akan tetapi susah kumpul dan itu diakui oleh Muhammadiyah.
“Contoh saja susah baris, misal buat koperasi sering kali gak jadi, demikian pula bangun rumah sakit, gak jadi-jadi,” ucapnya.
Namun lanjutnya, memasuki abad kedua NU di bawah kepemimpinan Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memiliki misi bagaimana membawa organisasi yang mandiri dan mendunia.
“NU itu luar biasa, cabangnya sampai ada di luar negeri, rantingnya hampir menyebar ke seluruh pelosok negeri akan tetapi yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah NU sudah menjadi organisasi yang mandiri?” ungkapnya.
Disampaikan, di bawah kepemimpinan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU, NU harus betul-betul mandiri, mandiri dari sisi fikrahnya yakni tidak bisa dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran lain, maupun mandiri dari sisi pendanaan.
“Kalau NU bisa mandiri dari sisi pendanaan akan gagah,” tegasnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan H Muhtarom menjelaskan, agenda halaqah pra-konfercab NU sebetulnya agenda dadakan. Disampaikan, kehadiran Kiai Zulfa di Gedung Aswaja semula diagendakan untuk pertemuan terbatas silaturahim karena pagi harinya ada acara di Masjid Pemkot Pekalongan.
“Namun alhamdullillah acara bisa kita agendakan dihadiri lebih banyak. Karena mendadak mohon maaf suguhannya ala kadarnya,” ucapnya.
Kiai Muhtarom berharap, kehadiran Kiai Zulfa yang bapaknya asli Pekalongan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menyimak dan mengikuti paparan yang disampaikan tentang peran NU di abad kedua.
“Ini kesempatan emas ‘ngangsu kaweruh’ informasi-informasi kekinian dari PBNU,” pungkasnya.
Penulis: M Ngisom Al-Barony
https://jateng.nu.or.id/nasional/waketum-pbnu-nu-gampang-kumpul-susah-baris-CG2Uq