3 Alasan Kenapa Kamu Tak Disarankan Minum Teh Setelah Makan

Jakarta, NU Online

Teh adalah salah satu minuman yang sangat populer di Indonesia. Minuman idola yang satu ini sering disuguhkan di banyak perjamuan. Baik hangat maupun dingin, teh selalu enak untuk dinikmati.

Tak hanya pada saat perjamuan, teh juga kerap kali dipasangkan sebagai minuman selepas makan. Di Indonesia sendiri, kebiasaan ini terus berlangsung dan terjadi di banyak daerah.

Padahal, beberapa penelitian menyebutkan bahwa minum segelas teh manis setelah makan adalah kebiasaan yang tidak dianjurkan.

Hal tersebut karena mengonsumsi teh manis setelah makan diketahui memiliki dampak negatif pada tubuh. Berikut NU Online telah merangkum 3 efek negatif minum teh setelah makan, seperti dilansir dari Halodoc.

1. Menghambat penyerapan zat besi

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Critical reviews in food science and nutrition berjudul “Effect of tea and other dietary factors on iron absorption” menjelaskan kandungan asam fitat yang ada pada teh dapat mengacaukan penyerapan zat gizi pada tubuh.

Hal ini perlu diperhatikan karena setelah makan, tubuh akan mencerna dan menyerap seluruh manfaat dari makanan yang dikonsumsi.

Interaksi antara asam fitat yang ada dalam teh disebut dapat menghambat penyerapan zat besi (Fe), seng (Zn) dan Magnesium (Mg). Akibatnya, orang tersebut berpotensi mengalami anemia atau kekurangan zat besi.

2. Memicu konstipasi  

Selain menghambat penyerapan zat besi, mengonsumsi teh setelah makan dikhawatirkan dapat memicu terjadinya konstipasi atau diare. Ini karena teh memiliki kandungan senyawa tanin di dalamnya.

Salah satu manfaat dari tanin pada teh adalah bersifat anti diare. Senyawa tersebut bekerja dengan cara mengumpulkan protein di sekitarnya.

3. Memicu peningkatan asam lambung

Teh yang diminum setelah makan diduga berpotensi menjadi katalis yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Asam lambung berlebih pada perut perlu diwaspadai karena dapat memicu berbagai masalah saluran cerna seperti gastritis dan GERD.

Kendati demikian, berdasarkan studi berjudul Association between tea consumption and gastroesophageal reflux disease yang dipublikasikan pada tahun 2019, belum ada hubungan yang signifikan antara konsumsi teh dan risiko GERD secara keseluruhan.

Namun, dalam analisis subkelompok, minum teh memiliki potensi dapat meningkatkan risiko GERD.

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin

Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/kesehatan/3-alasan-kenapa-kamu-tak-disarankan-minum-teh-setelah-makan-aLtHD

Author: Zant