6244. Inilah perbedaan antara puji dan syukur

PERTANYAAN :

Assalamu’alaikum. Maaf saya mau tanya : Apa perbedaan antara puji dan syukur ? Mohon jawabannya serta referensinya. Terimakasih, wassalam. [Abdul Hafidz Sholeh].

JAWABAN :

Wa alaikumus salaam. Menurut Ibnu Jarir at tobary berpendapat bahwa puji dan syukur adalah sama. Dan semua ahli yang mengetahui lisan arob telah menempatkan setiap dari puji pada tempatnya syukur begitu juga sebaliknya. As Sulami juga menukil pendapat yang mengatakan bahwa puji dan syukur adalah sama dari Ja’far as Shodiq dan Ibnu Atho’ as Shufi.
Ibnu Abbas berkata : ” alhamdulillah adalah kalimatnya setiap orang yang bersyukur “.
Namun menurut ibnu katsir, pendapat Ibnu jarir tersebut masih memerlukan pembahasan lebih lanjut karena telah masyhur bagi banyak ulama’ muta’akhirin bahwa puji adalah sanjungan dengan ucapan kepada yang dipuji dengan sifat yang tetap (lazim) dan sifat yang menular (muta’adi), sedangkan syukur tidak terjadi kecuali atas sifat yang menular saja dan syukur bisa terjadi dengan hati, lisan dan anggota tubuh. 
Tetapi para ulama’ muta’akhirin berbeda pendapat, mana yang lebih umum antara puji dan syukur ? Ada dua pendapat dan yang benar adalah di antara keduanya bisa umum bisa juga khusus. Puji bisa lebih umum daripada syukur jika ditinjau dari terjadinya pujian pada sifat tetap dan sifat yang menular, contohnya : ” Aku memuji dia karena kecerdasannya (kecerdasan ini sifat lazim/tetap), dan aku memuji dia karena kemurahan hatinya (kemurahan hati ini sifat muta’adi/menular) .”
Puji bisa lebih khusus daripada syukur karena puji tidak terjadi kecuali pada ucapan saja. Syukur bisa lebih umum daripada puji jika ditinjau dari terjadinya syukur, karena syukur bisa berupa ucapan, amalan dan niat sebagaimana keterangan sebelumnya, dan syukur bisa lebih khusus daripada puji karena syukur hanya terjadi pada sifat yg menular (muta’adi) saja bukan sifat yg tetap (lazim), contohnya : Tidak bisa diucapkan : ” Aku berterimakasih kepada dia karena kecerdasannya “. Namun bisa diucapkan : ” aku berterimakasih kepada dia karena kemurahan hati dan kebaikannya kepadaku .” Wallohu a’lam. [Nur Hamzah].
Referensi :
– kitab tafsir ibnu katsir (1/129) :
[ وَقَالَ ابْنُ جَرِيرٍ : الْحَمْدُ لِلَّهِ ثَنَاءٌ أَثْنَى بِهِ عَلَى نَفْسِهِ وَفِي ضِمْنِهِ أَمَرَ عِبَادَهُ أَنْ يُثْنُوا عَلَيْهِ فَكَأَنَّهُ قَالَ : قُولُوا : الْحَمْدُ لِلَّهِ ] .
قَالَ : وَقَدْ قِيلَ : إِنَّ قَوْلَ الْقَائِلِ : ( الْحَمْدُ لِلَّهِ ، ثَنَاءٌ عَلَيْهِ بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ الْحُسْنَى ، وَقَوْلُهُ : الشُّكْرُ لِلَّهِ ثَنَاءٌ عَلَيْهِ بِنِعَمِهِ وَأَيَادِيهِ ، ثُمَّ شَرَعَ فِي رَدِّ ذَلِكَ بِمَا حَاصِلُهُ أَنَّ جَمِيعَ أَهْلِ الْمَعْرِفَةِ بِلِسَانِ الْعَرَبِ يُوقِعُونَ كُلًّا مِنَ الْحَمْدِ وَالشُّكْرِ مَكَانَ الْآخَرِ .
[ وَقَدْ نَقَلَ السُّلَمِيُّ هَذَا الْمَذْهَبَ أَنَّهُمَا سَوَاءٌ عَنْ جَعْفَرٍ الصَّادِقِ وَابْنِ عَطَاءٍ مِنَ الصُّوفِيَّةِ . وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : الْحَمْدُ لِلَّهِ كَلِمَةُ كُلِّ شَاكِرٍ ، وَقَدِ اسْتَدَلَّ الْقُرْطُبِيُّ لِابْنِ جَرِيرٍ بِصِحَّةِ قَوْلِ الْقَائِلِ : الْحَمْدُ لِلَّهِ شُكْرًا ] .
وَهَذَا الَّذِي ادَّعَاهُ ابْنُ جَرِيرٍ فِيهِ نَظَرٌ ؛ لِأَنَّهُ اشْتُهِرَ عِنْدَ كَثِيرٍ مِنَ الْعُلَمَاءِ مِنَ الْمُتَأَخِّرِينَ أَنَّ الْحَمْدَ هُوَ الثَّنَاءُ بِالْقَوْلِ عَلَى الْمَحْمُودِ بِصِفَاتِهِ اللَّازِمَةِ وَالْمُتَعَدِّيَةِ ، وَالشُّكْرُ لَا يَكُونُ إِلَّا عَلَى الْمُتَعَدِّيَةِ ، وَيَكُونُ بِالْجَنَانِ وَاللِّسَانِ وَالْأَرْكَانِ ، كَمَا قَالَ الشَّاعِرُ :
أَفَادَتْكُمُ النَّعْمَاءُ مِنِّي ثَلَاثَةً يَدِي وَلِسَانِي وَالضَّمِيرُ الْمُحَجَّبَا
وَلَكِنَّهُمُ اخْتَلَفُوا : أَيُّهُمَا أَعَمُّ ، الْحَمْدُ أَوِ الشُّكْرُ ؟ عَلَى قَوْلَيْنِ ، وَالتَّحْقِيقُ أَنَّ بَيْنَهُمَا عُمُومًا وَخُصُوصًا ، فَالْحَمْدُ أَعَمُّ مِنَ الشُّكْرِ مِنْ حَيْثُ مَا يَقَعَانِ عَلَيْهِ ؛ لِأَنَّهُ يَكُونُ عَلَى الصِّفَاتِ اللَّازِمَةِ وَالْمُتَعَدِّيَةِ ، تَقُولُ : حَمِدْتُهُ لِفُرُوسِيَّتِهِ وَحَمِدْتُهُ لِكَرَمِهِ . وَهُوَ أَخَصُّ لِأَنَّهُ لَا يَكُونُ إِلَّا بِالْقَوْلِ ، وَالشُّكْرُ أَعَمُّ مِنْ حَيْثُ مَا يَقَعَانِ عَلَيْهِ ، لِأَنَّهُ يَكُونُ بِالْقَوْلِ وَالْعَمَلِ وَالنِّيَّةِ ، كَمَا تَقَدَّمَ ، وَهُوَ أَخَصُّ ؛ لِأَنَّهُ لَا يَكُونُ إِلَّا عَلَى الصِّفَاتِ الْمُتَعَدِّيَةِ ، لَا يُقَالُ : شَكَرْتُهُ لِفُرُوسِيَّتِهِ ، وَتَقُولُ : شَكَرْتُهُ عَلَى كَرَمِهِ وَإِحْسَانِهِ إِلَيَّ . هَذَا حَاصِلُ مَا حَرَّرَهُ بَعْضُ الْمُتَأَخِّرِينَ ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ .
– kitab mu’jamul furuq (1/202) :
الفرق بين الحمد والشكر والمدح : الحمد: هو الثناء باللسان على الجميل، سواء تعلق بالفضائل كالعلم، أم بالفواضل كالبر.
والشكر: فعل ينبئ عن تعظيم المنعم لاجل النعمة، سواء أكان نعتا باللسان، أو اعتقادا، أو محبة بالجنان، أو عملا وخدمة بالاركان.
وقد جمعها الشاعر في قوله : أفادتكم النعماء مني ثلاثة * يدي ولساني والضمير المحجب
فالحمد أعم مطلقا، لانه يعم النعمة وغيرها، وأخص موردا إذ هو باللسان فقط، والشكر بالعكس، إذ متعلقه النعمة فقط، ومورده اللسان وغيره. فبينهما عموم وخصوص من وجه، فهما يتصادقان في الثناء باللسان على الاحسان، ويتفارقان في صدق الحمد فقط على النعت بالعلم مثلا، وصدق الشكر فقط على المحبة بالجنان، لاجل الاحسان.

LINK ASAL :

https://www.piss-ktb.com/2024/05/6244.html

Author: Zant