Siapa yang tak kenal dengan Prof Azyumardi Azra, sosok intelek indonesia yang mewariskan pemikiran yang mencerahkan. Ia menunjukkan kapasitas sebagai intelektual serta pemimpin yang mengayomi dan menampilkan kecintaannya pada pers di Indonesia.
Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, Sumatera Barat pada tanggal 04 Maret 1955. Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara.dari pasangan Azikar dan Ramlah. Azyumardi dibesarkan oleh orangtua yang sadar pentingnya pendidikan. Meski kondisi keluarganya sulit, ayahnya memiliki kemauan keras agar anak-anak bisa sekolah. Ayahnya bercita-cita agar semua anaknya sekolah. Padahal, ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk membiayai pendidikan. Profesi yang dijalani ayahnya pun hanya sebagai tukang kayu, pedagang kopra dan cengkeh. Dari gaji ibunya mengajar sebagai guru agama, Azyumardi mendapat kesempatan belajar.
Sejak kecil, Edy panggilan kecilnya, ia sudah memiliki ketertarikan pada dunia pendidikan dan telah memiliki semangat belajar yang kuat. Ia belajar membaca ditemani ayahnya, dengan membaca judul-judul berita pada robekan kertas koran dan membaca tulisan yang terpampang pada badan belakang truk yang lewat di depan rumahnya.
Perjuangan mendapatkan cita-citanya tidak mudah, ia sempat tidak akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, tapi berkat motivasi dari ayahnya ia mampu melanjutkan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia memperoleh beasiswa Fullbright, Prof Azra meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988. Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. Pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree.
Kiprah Azyumardi Azra dalam dunia pendidikan menunjukkan bahwa ia seorang yang intelek dan cendekiawan muslim. Ia pernah bergabung di Lembaga Riset Kebudayaan Nasional, menjadi Dosen Filsafat di IAIN Jakarta. Karena kecerdasannya, ia juga pernah menjadi Rektor IAIN/UIN Jakarta pada tahun 1998-2006.
Di akhir perjalanan karirnya, ia diangkat menjadi Ketua Dewan Pers Indonesia tahun 2022-2025 dari unsur tokoh masyarakat. Baru menjalani jabatannya sebagai Ketua Dewan Pers Indonesia selama beberapa bulan, namun ia meninggal dikarenakan serangan virus Covid-19 di Selangor, Malaysia.
Penulis : Wildanil Mubarok
https://jatim.nu.or.id/tokoh/prof-azyumardi-azra-intelek-indonesia-dengan-pemikiran-luar-biasa-DCR8a