Ansor Banyumas: Kader Ansor Bukan Warisan Leluhur 

Banyumas, NU Online Jateng
Kader Ansor bukan generasi warisan atau titipan dari para orang tua dan leluhurnya. Seluruh kader Ansor dan Banser di Kabupaten Banyumas harus dapat menciptakan generasi baru agar kadernya terus maju dan berkembang.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyumas Mohammad Luqman mengatakan, para kader akan datang dan tumbuh silih berganti. Maka kehadiran kader baru di Ansor dan Banser adalah keniscayaan.

“Jika kita tidak mempersiapkan melalui kaderisasi, maka dikawatirkan kita tidak memiliki kader penerus yang berkhidmat di Ansor,” tegasnya pada acara rutinan dan sarasehan pra Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor Kedungbanteng di Madrasah Darul Hikam Kutaliman, Kedung Banteng, Banyumas, Rabu (7/6/2023).

Disampaikan, sesuai tugas dan fungsinya di sayap organisasi NU, masing-masing badan otonom memiliki jenjang pengkaderan yang berbeda. Meski demikian, akan bermuara pada tujuan yang sama yakni memberikan bekal yang cukup tentang pengelolaan organisasi.

“Perlu diingat sahabat-sahabat, jadi kader itu bukan karena warisan leluhur. Kalau orang tuanya NU itu oke saja, kita ini jadi kader meminjam hak kader kepada anak cucu kita, ketika sahabat-sahabat meminjam maka punya tanggung jawab untuk mengembalikan,” ucap Gus Luqman panggilan akrabnya di hadapan puluhan kader Ansor dan Banser PAC Kedungbanteng.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Jumat (9/6/2023 Lukman meminta seluruh kader Ansor dan Banser harus aktif dalam berorganisasi dan menciptakan generasi baru untuk selanjutnya.

“Harus pro aktif, setelah menjadi kader harus menjadi penggerak di lingkungan masing-masing agar kehadiran Ansor di tengah-tengah masyarakat bisa dirasakan manfaatnya,” ungkapnya.

Dalam acara rutinan dan sarasehan pra PKD GP Ansor Kedungbanteng menghadirkan narasumber Ahmad Mualif Ketua Bidang Pelatihan dan Kaderisasi Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyumas.

Menurutnya, kaderisasi menjadi kunci keberhasilan mengelola Ansor dari masa ke masa. Pasalnya, pengkaderan menjadi pintu masuknya anggota untuk bisa terlibat aktif di organisasi yang didirikan tahun 1934 itu.

Kalau sudah jadi kader harus terus bergerak agar hasil dari pengkaderan bisa dirasakan manfaatnya,” pungkasnya. (*)


https://jateng.nu.or.id/regional/ansor-banyumas-kader-ansor-bukan-warisan-leluhur-sWGXi

Author: Zant