Beratnya Perjalanan Hijrah Ke Madinah

Jangan dikira hijrah dari Makkah ke Madinah itu seperti orang wisata yang bisa menikmati indahnya perjalanan. Akan tetapi jalan terjal, tantangan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy selalu menghantui, dan mengancam keselamatannya.

   
Namun, karena kecintaannya kepada Allah dan Rasulnya, semua rintangan, tantangan, dan ancaman tidak menyurutkan niatnya untuk berhijrah. Bersyukurlah para jamaah haji dan umrah yang napak tilas hijrah Rasulullah dengan menaiki bus ber AC di atas jalan mulus dalam suasana kebahagiaan tanpa rintangan dan ancaman.

   
Salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh sahabat ketika berhijrah adalah sebagaimana yang dirasakan oleh Shuhaib bin Sinan. Ketika ia ikut berhijrah, tiba-tiba ia dihadang oleh sekelompok orang kafir Quraisy “Hai Shuhaib, dahulu kamu datang kepada kami dalam keadaan miskin, tapi setelah kaya kamu hendak meninggalkan kami bersama hartamu”.

   
Shuhaib bertanya “kalau semua hartaku aku tinggal untuk kalian, apakah kalian mengijinkan aku pergi?”, “ya” jawab mereka.

   
Sungguh kecintaan Shuhaib bin Sinan kepada Allah dan Rasulnya di atas segala-galanya, dan ia yakin bahwa Allah akan membalas kecintaan itu dengan memberikan curahan anugerah dan kasih sayang.

   
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 31:

قُلۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوۡنِىۡ يُحۡبِبۡكُمُ اللّٰهُ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ‌ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Ali Imaran : 31)

Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri


https://jateng.nu.or.id/taushiyah/beratnya-perjalanan-hijrah-ke-madinah-oqDw7

Author: Zant