Suasana makam atau pemakaman umum terlihat lebih ramai saat memasuki hari Kamis petang maupun Jumat. Hal tersebut karena umat Islam mengikuti salah satu kebiasaan Rasulullah yang kerap menziarahi makam. Apa salam yang dibaca saat Nabi memasuki area pemakanan?
Ziarah kubur termasuk di antara amalan yang dianjurkan dalam Islam. Mengunjungi makam lalu melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana (wasilah) seorang hamba untuk menghormati para pendahulu, mendoakan mereka, atau merenungi hidup yang kelak pasti akan berakhir.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam termasuk orang yang tak hanya mempraktikkan ziarah kubur. Juga mengajarkan apa yang hendaknya dibaca saat seseorang berkunjung ke tempat pembaringan terakhir itu.
Dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).
Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa: Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’. Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Istri baginda Nabi, Siti Aisyah pernah bertanya tentang apa yang seharusnya dibaca kala ia pergi ke kuburan. Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah. Berikut jawaban Rasulullah:
السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumullâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian.
Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti Aisyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus memberi isyarat bahwa ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Hanya saja, para peziarah dilarang menangis di atas kuburan.
Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para peziarah disunahkan memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia. Ziarah dianjurkan dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang salih.
https://jatim.nu.or.id/keislaman/berikut-salam-yang-dibaca-rasulullah-saat-ziarah-kubur-AHEYi