Hukum Membaca Nama Khulafaur Rasyidin Setiap Empat Rakaat Tarawih

Setiap shalat tarawih yang dilakukan secara berjamaah di masjid ataupun di mushala, terdengar dzikiran dan doa setiap 4 rakaat. Yang dibaca adalah pujian kepada Khulafa’ur Rasyidin sampai rakaat terakhir.

خليفة رسول الله صلى الله عليه وسلم سيدنا أبو بكر ترضوا عنه

Pujian tersebut menimbulkan pertanyaan, karena di masa Rasulullah belum pernah ada. Untuk meluruskannya, tentu harus kembali kepada asal mula pujian itu dibaca setiap shalat tarawih oleh Nahdliyin.

Sejarah mencatat, ketika Islam masuk ke Nusantara, ada pendakwah yang ingin mendompleng dakwah Islam Nusantara. Mereka membenci terhadap Khulafa’ur Rasyidin (kalangan Syi’ah).

Dalam legenda Jawa, kebencian itu disematkan pada nama 2 ekor anjing milik Ki Ageng Pengging (murid Syaikh Siti Jenar) yang diberi nama Abu Bakar dan Umar, Naudzubillah.

Melihat kajian tersebut, maka Raja Mataram membuat cara sederhana untuk menjaga rakyat Muslim Mataram dari pengaruh Syi’ah dengan membacakan RadliyalLahu Anhu (Taradhi) kepada Khalifah 4, yakni Abu Bakar ash-shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Lalu bagaimanakah hukum membaca doa untuk Khulafa’ur Rasyidin? Ulama besar Al-Azhar Syaikh Athiyah Muhammad Shaqr dalam kitab Fatawa Dar al-Ifta’ al-Masriyyah juz 8 halaman 475 berpendapat tentang dzikir di sela-sela 2 rakaat shalat tarawih.

قول فضيلة الشيخ عطية صقر رئيس لجنة الفتوى الأسبق بالأزهر – رحمه الله تعالى – ليس هناك نص يمنع من الذكر أو الدعاء أو قراءة القرآن في الفصل بين كل ركعتين من التراويح أو كل أربع منها مثلا، وهو داخل تحت الأمر العام بالذكر في كل حال (فتاوى دار الإفتاء المصرية: ج ٨، ص ٤٧٥)

Dalam kitab tersebut, beliau memaparkan bahwa tidak ada nash yang melarang segala bentuk dzikir, doa, dan bacaan Al-Qur’an yang diucapkan di sela-sela dua atau empat rakaat shalat tarawih. Justru bacaan dzikir, doa, dan bacaan Al-Qur’an di sela-sela dua atau empat rakaat tarawih masuk pada dalil umum akan kewajiban muslim yang harus melakukannya pada setiap kesempatan hidup.

Sayyid ‘allamah Abdullah bin Mahfud al-Haddad berpendapat.

أما الترضي على الخلفاء الأربعة رضي الله عنهم أثناء صلاة التراويح بعد كل أربع ركعات المعتاد فعله في بعض البلدان، فذكر السيد العلامة عبد الله محفوظ الحداد أن الترضي عن الخلفاء الأربعة في صلاة التراويح رتبه علماء حضرموت لأغراض دينية، وجعلوه من السياسة الشرعية؛لأن حضرموت مرت بفترة حكمها فيها بعض أهل الفرق الذين ينتقصون بعض الصحابة، فرتبوا ذلك بين ركعات التراويح لتثبيث احترام الصحابة، وهو فعل حسن وليس هو بدعة ضلالة ولا أنه سنة، فمن فعله فقد أحسن، ومن تركه فلا إثم عليه، والترضي عن الصحابة دعاء يثاب عليه (إتحاف الأنام بأحكام الصيام: ص ٢٠١)

Dari rujukan di atas dapat dijelaskan bahwa membaca Taradhi bagi empat Khalifah radhiyallahu anhum di tengah-tengah shalat tarawih setiap empat rakaat yang biasa dilakukan oleh beberapa daerah. Sayyid ‘allamah Abdullah bin Mahfud al-Haddad menjelaskan, bahwa bacaan taradhi bagi empat Khalifah di sela-sela shalat tarawih disusun oleh ulama Hadramaut, karena adanya suatu tujuan agamis. 

Ulama Hadramaut menjadikan itu sebagai sebagai bentuk siyasah syariah politisasi hukum. Karena Hadramaut pada waktu itu mengalami periode di mana para pemecah belah persatuan mencela para sahabat. Oleh karena itu ulama Hadramaut menyusun bacaan taradhi ketika shalat tarawih agar meresap sikap memuliakan para sahabat Nabi.

Menurutnya, hal itu perbuatan yang baik, bukan bid’ah yang sesat, tapi juga bukan sesuatu yang dilakukan Nabi. Barang siapa yang melakukannya, berarti telah berbuat baik. Dan yang meninggalkannya juga tidak mendapatkan dosa. Sedangkan membaca taradhi untuk para sahabat itu sendiri merupakan bentuk doa yang akan diganjar pahala bagi siapapun yang mengucapkannya.

Dengan demikian, Syiah yang tidak suka taradhi dan Wahabi membidahkannya, sudah terjawab melalui penjelasan di atas. Dua penggalan sejarah di atas tadi memberikan penegas pada umat Islam bahwa doa untuk sahabat setiap 4 rakaat shalat tarawih itu bagian dari doa yang diganjar pahala. Selain itu, doa ini mengajarkan kita agar umat Islam di Indonesia memuliakan para sahabat Nabi.


https://jatim.nu.or.id/keislaman/hukum-membaca-nama-khulafaur-rasyidin-setiap-empat-rakaat-tarawih-wMRtE

Author: Zant