Cirebon, NU Online
Pondok pesantren tidak pernah ketinggalan untuk menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus. Sebagaimana lazimnya institusi yang lain, pesantren juga selalu menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih pada detik-detik Proklamasi.
“Sebagai bukti cinta tanah air, pesantren selalu mengadakan upacara bendera. Di Pondok Buntet Pesantren sendiri, kegiatan ini selalu diikuti oleh seluruh santri dan warga masyarakat di halaman Masjid Agung Buntet Pesantren,” ujar Kiai M. Luthfi NZ, Ketua Bidang Kepesantrenan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren, pada Selasa (2/8/2022).
Kiai Luthfi menyampaikan bahwa para santri ini sedini mungkin ditanamkan sikap cinta negara (hubbul wathan). Upacara ini juga rutin dilakukan setiap pekan di madrasah atau sekolah masing-masing.
Setelah upacara, para santri akan kembali ke pondok masing-masing. Di pondok tersebut, mereka biasanya akan mengikuti berbagai macam perlombaan. Lomba-lomba ini, jelas Kiai Luthfi, dibagi pada tiga kategori, yaitu nasionalisme, intelektualitas, dan hiburan.
Pada bidang nasionalisme, para santri akan mengikuti lomba baris-berbaris. Biasanya, mereka akan tergabung dengan rekan-rekannya dalam satu madrasah atau sekolah.
Sementara di bidang intelektualitasnya, santri mengikuti musabaqah qiraatul kutub hingga pidato. Adapun lomba hiburan ini seperti yang dilakukan masyarakat umum, seperti balap karung, balap kelereng, tarik tambang, dan makan kerupuk.
Perlombaan ini, menurutnya, merupakan wujud dari perjuangan dan ungkapan rasa gembira atas hadirnya kemerdekaan. “Lomba wujud sebagai bentuk aktualisasi untuk mencurahkan kegembiraan atas kemerdekaan yang telah diraih bangsa ini,” ujarnya.
Kiai Luthfi mengungkapkan bahwa peringatan kemerdekaan Indonesia yang dilakukan setiap tanggal 17 Agustus merupakan bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang telah menumpahkan darah dan keringatnya untuk kemerdekaan negeri. Apalagi, kemerdekaan ini tidak lain diperoleh karena kontribusi penuh para ulama, kiai, nyai, dan masyarakat santri.
“Di samping rasa nasionalisme terhadap negara, para santri dituntut mengenang jasa para kiai yang telah berjuang untuk kemerdekaan, baik yang tercatat dalam sejarah maupun tidak tercatat. Seluruhnya tanpa terkecuali,” katanya.
Oleh karena itu, Kiai Luthfi menegaskan bahwa sudah sepatutnya para santri dan seluruh sivitas pesantren memperingati hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus di setiap tahunnya. Terlebih Pondok Buntet Pesantren yang sedari pendiriannya oleh Mbah Muqoyyim juga tidak lepas dari perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan.
“Jasa-jasa para kiai ini tidak boleh dilupakan. Karenanya, wajib bagi santri untuk memperingati hari kemerdekaan,” pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.