Ketika Rasulullah Cium Tangan Tukang Belah Batu

Ketika Rasulullah saw pulang dari Perang Tabuk dan memasuki Kota Madinah, Rasulullah saw melihat seorang lelaki yang telapak tangannya tampak kasar hitam kemerah-merahan, ketika ditanya mengapa tangannya kasar seperti itu?.

Lelaki itupun menjawab dengan lugas apa adanya, “setiap hari saya bekerja membelah batu-batu besar hingga tanganku kasar seperti ini. Setelah batu-batu terbelah, maka batu-batu belahan itu saya jual ke pasar dan hasil penjualannya saya pergunakan untuk menafkahi anak dan istriku”.

   
Mendengar jawaban lugas apa adanya, Rasulullah saw langsung mencium tangan lelaki itu seraya bersabda; tangan ini tidak akan tersentuh oleh api neraka.

   
Bekerja untuk menafkahi anak istri dan orang tua adalah sebuah ibadah meski pekerjaan itu remeh, dan yang demikian lebih mulia daripada meminta belas kasihan orang lain, karena sesungguhnya orang yang suka meminta-minta sama halnya seperti orang yang menutup wajahnya dengan topeng.

Hadits nabi, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنْ الْمَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ

Artinya:
Sesungguhnya, meminta-minta itu adalah topeng yang dikenakan seseorang pada dirinya sendiri, kecuali bila seseorang meminta kepada penguasa atau karena keadaan yang sangat memaksa. (HR Tirmidzi) 

Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri


https://jateng.nu.or.id/taushiyah/ketika-rasulullah-cium-tangan-tukang-belah-batu-ihtqJ

Author: Zant