Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memandang bahwa masalah kebijakan penanggulangan bencana harus didekati dari berbagai perspektif kehidupan masyarakat. Hal itu disampaikan saat sambutan Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) yang dihelat di Pondok Pesantren Al-Hamidah, Depok, Jawa Barat. Sabtu, (03/06/2023).
“Saya sendiri memandang bahwa masalah benanggulangan bencana adalah masalah kebijakan yang kompleks yang harus di dekati daeri berbagai prespektif menyangkut berbagai aspek khidupan masyarakat”. Ujarnya.
Menurut Gus Yahya, penanggulangan bencana adalah masalah yang lebih kompleks dan fundamental.
“Ini bukan soal gempa lalu lari, gunung meletus juga lari, banjir kita kirim perahu dan lain sebagainya, tapi ini menyangut masalah yang lebih kompleks dan fundamental”, Ujarnya.
Bagi Ketua Umum PBNU, Lembaga Penaggulangan Bencana dan Perubahan Iklim menyangkut satu seat kebijakan-kebijakan yang kompleks, yang harus didesain program-program dan arahan-arahan yang koheren.
“Kita harus berfikir bahwa memang ada titik-titik rawan tertentu dimana bencana menjadi rutinitas. maka harus ada mitigasi, persiapan masyarakatnya. ini harus sungguh-sungguh difikirkan kebijakan tentang ini. Oleh karena itu Lembaga Penaggulangan Bencana dan Perubahan Iklim menyangkut satu seat kebijakan-kebijakan yang kompleks, yang harus didesain program-program dan arahan-arahan yang koheren”.
Gus Yahya berharap agar LPBI NU mendesain program dan agenda untuk persiapan lingkungan yang menjadi langganan bencana.
“Saya berharap LPBI juga mencurahkan kapasitasnya untuk meng-adress masalah ini, bagaimana kita membangun, mendesain agenda-agenda, program-program untuk mempersiapkan lingkungan, baik masyarakat maupun alam di titik-titik yang menjadi langganan bencana. Sehingga nanti saat terjadi bencana itu tidak ada kegugupan, tidak ada hal-hal yang luput dari perhitungan, karena semua sudah disusun dengan baik”. Pungkas Gus Yahya.
Red: Sadad Aldiyansyah
