Jakarta, NU Online
Usai meminta maaf, pencipta lagu ‘Joko Tingkir Ngombe Dawet’ bernama Ronald Dwi Febrianzah/Pratama dalam video juga menyatakan telah mengubah syair lagu tersebut. Lirik yang menggunakan kata Joko Tingkir ia ubah menjadi sebuah kata yang sama-sama memiliki akhiran -ir.
“Saya mohon maaf. Tidak ada niatan saya untuk melecehkan nama beliau. Saya akui karena saya tidak tahu dan kurang paham di balik sosok nama besar beliau. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Di channel saya ini saya juga sudah mengubah liriknya tidak menggunakan Joko Tingkir lagi,” ungkapnya melalui sebuah video yang ia unggah di kanal YouTube Tama Halu 008 miliknya, Jumat (19/8/2022).
Ia mengubah kata ‘Joko Tingkir’ yang selama ini memunculkan polemik dengan kata ‘Mbah Amer’ (baca: Mbah Amir). Ia pun menjadikan perubahan ini sebagai judul dalam video yang ia edit dua pekan lalu menjadi ‘Mbah Amir Ngarit Suket’ yang memiliki arti ‘Kakek Amir Mencari Rumput’.
“Mbah Amir ijek ngarit suket, jo dipikir marai mumet. Ngope jamur nggone mbah wage, pantang mundur terus nyambut gawe,” demikian lirik dalam sebuah video berdurasi 3 menit 38 detik yang memperlihatkan ia memainkan gitar mengiringi dua anak-anak yang menyanyikannya.
Dalam banyak video yang ia unggah di kanal YouTube-nya ini, Ronald nampak sering melibatkan dua anak yang menurut informasi adalah dua putranya ini, untuk menyanyikan syair-syair/ parikan lagu berbahasa Jawa. Dalam salah satu videonya, Ronald sendiri tidak berdomisili di Pulau Jawa, namun tinggal di Desa Sribhawono, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur.
Dalam video-video yang ia unggah, ia juga sering mendendangkan lagu-lagu dengan iringan musik gitar dengan lirik-lirik yang sederhana dan sering menjadi bahan candaan.
Namun, setelah viral dinyanyikan beberapa penyanyi dengan berbagai aransemen musik, lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet menjadi kontroversial karena diprotes berbagai kalangan, antara lain oleh Gus Muwafiq dan KH Anwar Zahid dan ulama di Lumajang Jawa Timur.
Ronald mengakui jika dalam penulisan lirik menggunakan kata Joko Tingkir merupakan ketidaktahuannya terhadap ulama besar di tanah Jawa.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kekurangan, ketidaktahuan, dan ketidakpahaman saya di balik nama Joko Tingkir ini adalah sosok seorang ulama besar dan dihormati di Jawa. Saya mohon maaf. Tidak ada niatan saya untuk melecehkan beliau. Saya akui karena saya tidak tahu dan kurang paham di balik sosok nama besar beliau,” katanya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.