Siapakah yang Disebut Guru oleh Ali bin Abi Thalib? 

Bandung, NU Online Jabar
Guru dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau orang yang berprofesi sebagai pengajar. Dalam hal ini, guru bertugas memberikan pengajaran atau mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada muridnya. 

Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah dalam kitab Ihya Ulumuddin berkata:

 

أنا عبد من علمني ولو حرفا واحدا

 

“Ana ‘abdu man ‘allamani, wa law harfan waa hidan”

 

Artinya, “Aku adalah hamba atau budak bagi siapapun yang mengajarkan ilmu kepadaku, walau hanya satu hufur.”

 

Lantas siapakah sebenarnya yang disebut guru oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib sebagaimana kutipan di atas? 

 

Mengenai kalimat di atas, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil menjelaskan bahwa kata ‘harfan’ di atas bukan sekadar ilmu pengetahuan atau informasi saja. Akan tetapi, ‘harfan’ dalam pengertian yang menjadi petunjuk kepada kebahagiaan abadi di akhirat kelak. 

 

Gus Ulil menjabarkan, jika kata harfan di sini diartikan hanya sebagai pengetahuan atau informasi saja. Maka, Google pun mengajarkan kita bahkan bukan hanya satu huruf melainkan banyak sekali huruf. 

 

“Jadi, harfan di sini adalah harfan dalam pengertian yang menjadi irsyad atau menjadi petunjuk bagi kita mencapai kebahagiaan,” terang Gus Ulil dalam sebuah diskusi dengan tema Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama Jelang 1 Abad NU yang diselenggarakan PWNU Jabar pada Senin (5/9/22). 

 

Lebih lanjut, Gus Ulil mengungkapkan bahwa ada perbedaan antara seorang guru dengan mursyid. Ia menjelaskan, almu’allim (guru) adalah orang yang melakukan pengajaran atau menyampaikan pengetahuan yang berasal dari kitab atau pun buku. 

 

Sementara, mursyid lebih dari sekadar guru. Ia adalah seorang yang tidak hanya mengajarkan ilmu tetapi juga memberi petunjuk kepada jalan kebahagiaan yang kekal dan abadi. 

 

“Musryid adalah guru yang menjadi sumber keberkahan. Mursyid adalah guru yang menunjukkan jalan. Oleh karena itu, setiap mursyid pasti mu’allim tetapi tidak setiap mu’allim adalah mursyid. Setiap mursyid adalah guru, tetapi tidak setiap guru adalah mursyid,” tandasnya. 

 

Pewarta: Agung Gumelar

https://jabar.nu.or.id/kota-bandung/siapakah-yang-disebut-guru-oleh-ali-bin-abi-thalib-8IKxn

Author: Zant