Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakrnas) di Universitas Islam Malang (Unisma) Jawa Timur selama tiga hari yakni Jumat-Senin (26-29/8).
Hari pertama Rakernas diawali dengan acara pameran (Expo), fashion Show dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama, Konvoi 500 Motor dari Kota Batu Jawa Timur, dan tour keliling kampus kebanggaan warga NU.
Melansir NU Online, pada acara pameran tersebut, SMK NU dari Indramayu yaitu SMK NU Kaplongan turut serta hadir memamerkan hasil karyanya untuk dikenal secara nasional.
Kepala SMK NU Kaplongan, Tobroni, menunjukkan sebuah sepeda motor karya siswanya hasil modifikasi dari sepeda tanpa mesin. Pada sepeda tersebut, terpasang selembar kertas berisi tulisan, Modifikasi sepeda menjadi sepeda motor SMK NU Kaplongan.
Melihat karya tersebut, Ketua LP Ma’arif PBNU, Prof Muhammad Ali Ramdhani tertarik dan langsung mengunjungi stand SMK NU Kaplongan
Kang Dhani, sapaan akrabnya, tampak sumringah melihat itu. Ia pun langsung menaiki sepeda motor tersebut. Melihat antusiasme yang ditunjukkan Kang Dhani, Tabroni langsung menawarkan agar Ketua LP Ma’arif dapat menjajal mengendarai hasil karya siswanya itu.
Prof Dhani menanyakan cara menghidupkan mesin sepeda itu. Siswa SMK NU Kaplongan yang berada di sampingnya langsung membantu menghidupkan sepeda tersebut.
Setelah mesin hidup, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu kemudian memutar gas, tetapi mesin langsung mati. Ia diberi informasi agar tidak lekas-lekas melepas rem atau kopling di tangan kanannya.
Percobaan kedua pun berjalan mulus. Ia langsung membawa sepeda motor buatan siswa SMK NU Kaplongan itu berkeliling arena Pameran Pendidikan Rakernas LP Ma’arif NU. Beberapa orang tampak mengikuti laju motor itu dengan setengah berlari. Setelah itu, ia pun kembali ke stand semula dengan selamat.
Setelah puas berkeliling, pria yang juga menjabat Dirjen Pendidikan Islam Kemenag ini menyampaikan bahwa pameran yang ditampilkan guru dan siswa LP Ma’arif itu menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya bersifat logis, tetapi perlu juga diempiriskan.
“Pameran pada hari ini menunjukkan bahwa kita memiliki banyak hal yang bisa dilihat masyarakat sebagai sebuah satuan pendidikan yang menghasilkan sesuatu yang nyata (tangible),” ujar Prof Dhani.
Editor: Abdul Manap