Maraj Al-Bahrain Yaltaqiyan

Mengenang hari-hari yang Indah di Konya, Anatolia. Turki. 2014. 

Syams dari Tabriz, Azerbaijan, Persia, mendesah dalam gelisah: “Aku adalah air yang berputar-putar dalam diriku sendiri dan telah  menjadi diam. Sebentar lagi akan menjadi bau. Lalu aku bertemu Rumi. Airku mulai mengalir dan terus mengalir, jernih, sedap dan melenyapkan dahaga.” (Syamsi Tabrizi).  

Di Konya, usai ziarah dan salat di masjid Syams Tabrizi yang mungil, aku jalan kaki menuju satu tempat. Aku berhenti dan tertegun di depan sebuah prasasti. Aku membacanya :

“Di sinilah deburan “dua samudera” bertemu dan menumpahkan rindu. 30-Nopember 1244. Dua samudera adalah Syamsi Tamrizi (sang matahari) dan Jalal al-Din Rumi (sang purnama). Bagai disebut dalam al-Qur’an: “Maraj al-Bahrain Yaltaqiyan”, tempat pertemuan Nabi Khidr dan Musa. As.  

Dulu, Platon, Aristoteles dan Iskandar Agung juga ke tempat ini. Di situ ada ” Ma-ul Hayah” (Air Kehidupan). “Siapa yang minum air ini, dia tak akan mati”. 

KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

https://jabar.nu.or.id/hikmah/maraj-al-bahrain-yaltaqiyan-3UbHB

Author: Zant