Manusia tak bisa lepas dari kehidupan bertetangga baik tetangga yang menyenangkan maupun tetangga yang kadang menyebalkan. Kalau menuruti hawa nafsu, inginnya sih membalas keusilan tetangga yang menyebalkan, seperti membunyikan musik keras-keras, buang sampah sembarang dan semisalnya.
Namun bagaimana teladan orang-orang saleh menghadapi tetangga yang menyebalkan?
Ada Malik bin Dinar, ulama generasi tabi’in asal Kufah Irak yang wafat pada 130 H menurut catatan Ibnul Madini.
Dikisahkan. Malik bin Dinar mempunyai tetangga Yahudi yang rumahnya berhimpitan dengan rumahnya. Sangat menyebalkan, Si Yahudi membuang sisa air mandinya (mustahammah/sisa air mandi hangat) ke tembok rumah Malik bin Dinar. Karena dilakukan terus-menerus, maka air sisa mandi itu merusak tembok dan masuklah air najis itu ke rumahnya.
Penuh kesabaran tiap hari Malik bin Dinar membersihkan air najis sisa mandi tetangganya tanpa berkomentar apapun. Cukup lama Malik bin Dinar melakukannya hingga suatu hari Si Yahudi mengetahuinya.
Tak tahan Si Yahudi melihat kesabaran Malik bin Dinar atas kecerobohannya membuang air sisa mandi ke rumahnya. Tanpa menunggu lama Si Yahudi bertanya:
“Hai Malik, aku telah mengganggumu (cukup lama) sementara kamu sabar tanpa menegurku?”
Seolah tak terjadi apa-apa, Malik bin Dinar menjawab:
“Rasullullah saw telah bersabda: ‘Jibril telah mewasiatkan kepadaku tentang (berbuat baik kepada) tetangga, sehingga aku menduga ia akan memberi hukum waris kepada tetangga,'”
Mendengar jawaban di luar prediksi, Si Yahudi sangat menyesali kecerobohannya. Nekat membiarkan air najis sisa mandinya mengotori rumah tetangga.
Tak berselisih waktu yang lama Si Yahudi masuk Islam dan sangat baik keislamannya.
Kisah selengkapnya dapat disimak dalam kitab al-Jawahir al-Lu’lu’iyah karya Syekh Muhammad al-Jurdani. (Muhammad bin Abdillah al-Jurdani ad-Dimyathi, al-Jawahir al-Lu’lu’iyah Syarhul Arba’in an-Nawawiyah, [Manshurah, Maktabah al-Iman], halaman 138-139).
Adapun hadits yang dimaksud Malik bin Dinar adalah riwayat Imam Muslim berikut:
عَنْ ابن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَما قَالَ: قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. متّفق عليه
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Jibril terus-menerus mewasiatkanku perihal tetangga, sampai aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris,'” (Muttafaq ‘Alaih).
Nah, dari sini kita tahu, bahwa berbuat baik terhadap tetangga tidak terbatas kepada tetangga yang baik.
Kepada tetangga yang menyebalkan pun kita tetap dianjurkan berbuat baik kepadanya dan sabar atas keusilannya. Malik bin Dinar menjadi teladannya. Wallahul musta’an.
Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.